Mitos dibalik Indanya Pantai Watu Ulo Jember
Jember merupakan salah satu
kabupaten yang terletak di bagian selatan provinsi jawa timur. Bagi masyarakat
mungkin mendengar kota jember sebagai kota kelahiran artis yang kontroversi
seperti Dewi Persik, atau kota kelahiran musisi terkenal anang hermansyah. Bukan hanya itu, di kota ini juga terkenal
dengan festival tahunan yang sudah mendunia yaitu Jember Fashion Carnival.
Setiap tahunya even ini mampu menyedot perhatian para desainer dan wisatawan
dunia.
Selain hal tersebut, jember juga
memiliki wisata alam yang tidak kalah dengan daerah-daerah lain. Salah satunya
adalah pantai watu ulo. Pantai ini terletak di desa Sumberejo, kecamatan
Ambulu, Jember, kira-kira 40 km di sebelah selatan kota Jember. Terdapat juga
pantai Pasir Putih yang terdapat disebelah barat pantai Watu Ulo.
Watu yang berarti batu, dan ulo yang berarti ular. Bagi masyarakat sekitar,
pantai ini dikenal dengan sebutan pantai watu ulo. Disebut watu ulo karena
disitu terdapat tumpukan batu menyerupai sisik yang memanjang seperti ular.
Mitos yang beredar di masyarakat, bahwa tumpukan batu yang memanjang tersebut
adalah penjelmaan seeokor ular naga.
Pada jaman dahulu ada seorang
yang sakti datang ke tanah jawa ini, ia bernama Ajisaka. Di tanah jawa ajisaka
mengajarkan ilmu agama dan kesaktianya kepada masyarakat. Pada saat
mengajarkanya, ilmu itu tidak boleh didengar oleh siapapun kecuali hanya
muridnya. Akan tetapi, disitu terdapat ayam yang sedang mencari makan dan
mendengar ilmu yang diajarkannya. Secara tidak sengaja kemudian ayam ini
bertelur dan besar telurnya tidak seperti biasanya.
Setelah di erami hingga menetas,
ternyata yang keluar bukan ayam melainkan seeokor anak naga raksasa. Dari situ
anak naga ini berusaha mencari tahu
siapa ayahnya dan disarankan untuk bertanya kepada orang sakti yang
bernama ajisaka. Setelah bertemu, ajisaka menjelaskan bahwa naga ini tercipta
dari telur ayam lewat mantra-mantranya. Kemudian ajisaka menyuruh anak
naga itu bertapa di pantai selatan. Hingga akhirnya naga itu semakin
besar dan memanjang dan mengeras menjadi batu, bahkan dari cerita yang
beredar dimasyarakat naga itu kepalanya
sampai di banyuwangi dan ekornya sampai
di jawa tengah.
Di pantai ini memiliki lanskap
panorama yang cantik, ditambah dengan jajaran batu karang yang memanjang
sehingga menciptakan kesan indah yang luar biasa. Setiap tahun disini juga
terdapat ritual larung sesaji yang diadakan setiap tanggal 7 syawal. Ritual ini
sebagai ucapan rasa syukur nelayan atas limpahan rezeki yag telah diberikan
oleh sang pencipta.
Tidak ada komentar: