Sepuluh Motif Batik Paling Terkenal di Indonesia
Batik merupakan
warisan budaya nusantara. Semua orang pasti mengetahuinya dan kemungkinan
sebagian besar warga Indonesia memilikinya. Dahulu, batik yang identik dengan
pakaian orang tua, akan tetapi saat ini batik telah menjadi trend dikalangan
muda-mudi bahkan para desainer ternama juga mulai melirik batik sebagai bagian
dari garapanya.
Pada zaman
dahulu, dalam membuat motif batik akan disesuaikan dengan pemakainya. Sehingga setiap
motif batik yang ada memiliki filosofi-filosofi yang dapat dijelaskan secara
rinci. Berikut ini 10 Jenis Batik yang paling terkenal di Indonesia.
1. Batik
Parang
Sesuai namanya yang diambil dari kata 'pereng', motif batik
ini berupa garis lengkung-lengkung serupa dengan ombak di laut. Simbol mata
parang yang seperti huruf S tersebut melambangkan kekuasaan, kekuatan, dan
semangat yang tidak pernah padam. Itulah sebabnya, pada masa kerajaan Mataram
Kartasura (Solo), motif batik parang ini hanya bisa dipakai oleh raja,
penguasa, dan ksatria. Batik parang disebut juga sebagai batik larangan karena
tidak boleh dipakai oleh rakyat biasa.
2.
Motif Batik Semen Ageng
Motif ini tersusun atas beberapa unsur, yaitu pohon hayat
yang menggambarkan pohon kehidupan, kemakmuran, keadilan, dan kekuasaan, serta
simbol kesuburan, burung yang merupakan simbol angin yang bermakna berbudi
luhur, serta garuda menggambarkan matahari yang bersifat jantan bermakna
kekuasaan dan kepemimpinan. Motif ini memiliki makna seorang pemimpin yang
bersifat baik dan berbudi luhur, adil, dan tabah dalam menghadapi segala
rintangan, mengayomi, dan melindungi rakyatnya serta lingkungan alam sekitar.
Motif ini biasanya digunakan oleh keturunan raja sebagai dodot dan bebet
keprajuritan pada saat menghadiri upacara kebesaran keraton.
3.
Motif Kawung
Motif batik Kawung konon diyakini diciptakan oleh salah satu
Sultan Mataram, dan merupakan salah satu anggota Motif Larangan di samping 7
(tujuh) motif larangan lainnya seperti Parang, Parang Rusak, Cemukiran, Sawat,
Udan Liris, Semen, dan Alas-alasan. Kawung juga termasuk desain yang sangat
tua, terdiri dari lingkaran yang saling berinterseksi. Motif Batik Kawung
dikenal di Jawa sejak abad 13 yang muncul pada ukiran dinding pada beberapa
kuil/candi di Jawa, seperti Prambanan dan daerah Kediri. Selama bertahun-tahun,
patra ini dilindungi hanya untuk keluarga kerajaan Kraton. Lingkaran-lingkaran,
terkadang diisi dengan dua atau lebih tanda silang atau ornamen lain seperti
garis-garis berpotongan atau titik-titik.
4.
Motif Batik Gurda
Gurda berasal dari
kata garuda. Seperti diketahui, garuda merupakan burung besar. Dalam
pandangan masyarakat Jawa, burung garuda mempunyai kedudukan yang sangat
penting. Bentuk motif gurda ini
terdiri dari dua buah sayap (lar) dan di tengahnya terdapat badan dan ekor.
Motif batik gurda ini juga tidak lepas dari kepercayaan masa lalu. Garuda
merupakan tunggangan Batara Wisnu yang dikenal sebagai Dewa Matahari. Garuda
menjadi tunggangan Batara Wisnu dan dijadikan sebagai lambang matahari.
Oleh masyarakat Jawa, garuda selain sebagai simbol kehidupan juga sebagai simbol kejantanan.
5.
Batik Sido Drajad
atik sido drajad dipakai oleh besan / mertua
ketika upacara pernikahan, batik tulis Sido Drajad mengandung filosofi dan arti
yang cukup tingga dalam khasanah budaya batik tulis Yogyakarta Sido dalam
bahasa jawa berarti jadi atau mendapatkan atau berhasil atau bisa berarti
pencapaian Drajad artinya kepangkatan, jabatan atau kedududukan, dengan memakai
batik tulis sido drajad mengandung filosofi doa pengharapan agar di mudahkan
pencapaian kemakmuran, drajad dan jabatan dalam kedudukan yang mulia.
6.
Batik Mega Mendung
Motif Megamendung yang digunakan oleh masyarakat Cirebon
sebagai motif dasar batik sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia
pecinta batik, begitupula bagi masyarakat pecinta batik di luar negeri. Bukti
ketenaran motif Megamendung berasal dari kota Cirebon pernah dijadikan sebagai
cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design karya
Pepin Van Roojen bangsa Belanda.
Sejarah timbulnya motif Megamendung yang diadopsi oleh masyarakat Cirebon yang diambil dari berbagai macam buku dan literature selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China yang datang ke wilayah Cirebon. Tercatat dengan jelas dalam sejarah bahwa Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri China. Beberapa benda seni yang dibawa dari negeri China diantaranya adalah keramik, piring, kain yang berhiasan bentuk awan. Bentuk aan dalam beragam budaya melambangkan dunia atas bilamana diambil dari faham Taoisme. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan ini juga berpengaruh pada dunia kesenirupaan Islam pada abad 16 yang digunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.
Sejarah timbulnya motif Megamendung yang diadopsi oleh masyarakat Cirebon yang diambil dari berbagai macam buku dan literature selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China yang datang ke wilayah Cirebon. Tercatat dengan jelas dalam sejarah bahwa Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri China. Beberapa benda seni yang dibawa dari negeri China diantaranya adalah keramik, piring, kain yang berhiasan bentuk awan. Bentuk aan dalam beragam budaya melambangkan dunia atas bilamana diambil dari faham Taoisme. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan ini juga berpengaruh pada dunia kesenirupaan Islam pada abad 16 yang digunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.
7.
Motif Buketan
Motif buketan merupakan motif dengan mengambil
tumbuh-tumbuhan atau bunga sebagai ornamen atau hiasan yang disusun memanjang
selebar kain. Kata buketan sendiri berasal dari bahasa Perancis bouquet
yang berarti rangkaian bunga. Motif ini mudah anda kenali karena motif dalam
batik ini bergambar bunga, kupu-kupu, burung hong, burung bangau, dan
tumbuhan yang bersulur-sulur seperti tanaman yang tumbuh di Eropa.
Gambar-gambar tersebut dirangkai dalam suatu rangkaian yang cantik, dengan
warna yang indah.
8.
Sekar drajad
Batik ini merupakan salah satu motif batik terbaik khas Indonesia.
Motif batik sekar drajad ini memiliki makna keindahan dan kecantikan bagi pemakainya
sehingga orang lain yang memandang akan sangat terpesona. Terdapat beberapa
pendapat jika motif sekar jagad ini sesungguhnya berasal dari kata yang diambil
dari bahasa belanda dan jawa yaitu “Kar” berarti Peta dan “Jagad” berarti
Dunia, melambangkan keragaman seluruh dunia namun satu jiwa. Rata-rata batik
sekarjagad ini bermotif bunga
9.
Batik Sido Luhur
Batik yang memiliki awalan “Sido”
ini merupakan golongan motif batik yang
dibuat oleh pembatik. Sedangkan kata “sido “ itu berarti menjadi/jadi. Sehingga,
motif batik yang berawalan sido mengandung harapan agar yang diinginkan bias terlaksana.
Motif batik sido luhur memiliki harapan untuk mencapai kedudukan tinggi, dan bias
menjadi contoatau panutan masyarakat
10.
Motif batik petani
Motif
batik petani merupakan jenis batik yang dibuat selingan para ibu rumah tangga
saat tidak berangkat ke sawah atau disaat waktu senggang raja. Batik yang
dihasilkan lebih kasar danmemiliki aksen kaku serta tidak halus. Motif batik
petani secara turun menurun akan menyesuaikan dengan daerah masing-masing dan
batik petani dikerjakan secara tidak professional karena hanya sebagai pengisi
waktu luang saja
Tidak ada komentar: